selamat datang
Gedung Sekolah SMPN 199 Jakarta
Selamat datang di blog kami yang sederhana ini.
Blog ini kami persembahkan buat siswa-siswi kami khusunya kelas IX thn ajaran 2010-2011, dan warga sekolah lainnya pada umumnya.
Kesederhanaan itulah kata kunci kami dalam menyajikan informasi yang ada di Blog kami ini. Karena kami percaya bahwa kesederhanaan akan membawa hasil yang maksimal.
dan pada akhirnya, semua kami serahkan kepada pembaca blog ini untuk menilai dan memberikan sumbangsih sarannya demi kemajuan blog kami ini. terima kasih atas kunjungannya dan semoga anda dapat menikmati sajian di blog ini, khususnya buat siswa kelas IX yang akan menerima hasil dari Ujian Nasional tahun 2011... SEMOGA SUKSES
Blog ini kami persembahkan buat siswa-siswi kami khusunya kelas IX thn ajaran 2010-2011, dan warga sekolah lainnya pada umumnya.
Kesederhanaan itulah kata kunci kami dalam menyajikan informasi yang ada di Blog kami ini. Karena kami percaya bahwa kesederhanaan akan membawa hasil yang maksimal.
dan pada akhirnya, semua kami serahkan kepada pembaca blog ini untuk menilai dan memberikan sumbangsih sarannya demi kemajuan blog kami ini. terima kasih atas kunjungannya dan semoga anda dapat menikmati sajian di blog ini, khususnya buat siswa kelas IX yang akan menerima hasil dari Ujian Nasional tahun 2011... SEMOGA SUKSES
Situs Akses PPDB SD dan SMP Dki Jakarta 2011
Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2011/2012 dapat diakses melalui :
PPDB SD dapat diakses melalui alamat http://sd.ppdbdki.org
PPDB SMP, SMA, dan SMK dapat diakses melalui alamat http://jakarta.siap-ppdb.com
PPDB SD dapat diakses melalui alamat http://sd.ppdbdki.org
PPDB SMP, SMA, dan SMK dapat diakses melalui alamat http://jakarta.siap-ppdb.com
Pengumuman Kelulusan UN SMP thn 2011
<HARI INI SABTU 4 juni 2011 jam 09.00 wib untuk daftar SISWA YANG DINYATAKAN LULUS,
dan jam 10.00 wib untuk NILAI UN SISWA...selengkapnya klik disini>
dan jam 10.00 wib untuk NILAI UN SISWA...selengkapnya klik disini>
Tahun ini, 20.234 Siswa SMP Tidak Lulus
JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini, dari 3.714.216 siswa SMP/MTs yang mendaftar ujian nasional (UN), hanya 3.660.803 siswa yang mengikuti UN dan sebanyak 3.640.569 atau 99,45 persen yang dinyatakan lulus. Sementara itu, 20.234 siswa SMP/MTS atau 0,55 persen siswa lainnya dinyatakan tidak lulus.
Demikian dipaparkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh di Gedung Kemendiknas, Jakarta, Rabu (1/6/2011). Berdasarkan data Kementrian Pendidikan Nasional, rata-rata siswa yang tidak lulus UN memperoleh nilai kurang dari 5.00 pada mata pelajaran tertentu. Mendiknas mengatakan, tingkat kelulusan UN tahun ini mengalami peningkatan sekitar 0,03 persen dibandingkan tahun lalu yang persentase kelulusannya hanya 99,42 persen.
"Data awal peserta yang akan mengikuti UN berjumlah 3.714.216 siswa. Setelah itu sekolah kita minta memasukkan nilai sekolah, dan ada 36.685 siswa tidak diberikan nilai dengan berbagai macam alasan. Jadi, tinggal 3.677.531 siswa. Dari sini, yang ikut UN hanya 3.660.803 siswa," ungkapnya.
Berdasarkan analisa Kemdiknas, ada 744 siswa yang memiliki nilai rata-rata ujian sekolah mencukupi. Namun, karena ada satu atau dua mata pelajaran yang memperoleh nilai di bawah lima, mereka dinyatakan tidak lulus UN.
"Dari seluruh siswa yang tidak lulus, paling banyak rata-rata nilainya kurang dari lima, yakni sebanyak 19.490 orang," ujar Nuh.
Demikian dipaparkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh di Gedung Kemendiknas, Jakarta, Rabu (1/6/2011). Berdasarkan data Kementrian Pendidikan Nasional, rata-rata siswa yang tidak lulus UN memperoleh nilai kurang dari 5.00 pada mata pelajaran tertentu. Mendiknas mengatakan, tingkat kelulusan UN tahun ini mengalami peningkatan sekitar 0,03 persen dibandingkan tahun lalu yang persentase kelulusannya hanya 99,42 persen.
"Data awal peserta yang akan mengikuti UN berjumlah 3.714.216 siswa. Setelah itu sekolah kita minta memasukkan nilai sekolah, dan ada 36.685 siswa tidak diberikan nilai dengan berbagai macam alasan. Jadi, tinggal 3.677.531 siswa. Dari sini, yang ikut UN hanya 3.660.803 siswa," ungkapnya.
Berdasarkan analisa Kemdiknas, ada 744 siswa yang memiliki nilai rata-rata ujian sekolah mencukupi. Namun, karena ada satu atau dua mata pelajaran yang memperoleh nilai di bawah lima, mereka dinyatakan tidak lulus UN.
"Dari seluruh siswa yang tidak lulus, paling banyak rata-rata nilainya kurang dari lima, yakni sebanyak 19.490 orang," ujar Nuh.
Pengambilan DKHUN SMP/MTs
Pengambilan DKHUN SMP/MTs 01 Jun 2011 03:07:16 Diberitahukan kepada semua SMP/MTs di DKI Jakarta, bahwa Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) SMP/MTs sudah selesai kami cetak. Rencananya hari ini Rabu, 1 Juni 2011 akan dibagikan ke Sub Rayon UN jam 11.00 WIB di Dinas Pendidikan untuk kemudian Sub Rayon menyampaikan ke sekolah sekitar jam 14.00 WIB. Sekolah juga bisa langsung mengunduh hasil ujian nasional di web ini dengan username dan password sekolah setelah jam 15.00 WIB. Sementara pengumuman hasil ujian untuk siswa di web ini baru kami aktifkan sesuai jadwal pada tanggal 4 Juni 2011. Demikian pemberitahuan ini untuk dapat diketahui, tk
sumber : Tim Simdik DKI Jakarta.
sumber : Tim Simdik DKI Jakarta.
Foke minta RSBI Dievaluasi Total
JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait banyaknya keluhan terhadap Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta agar diadakan evaluasi secara menyeluruh. Masalah biaya sekolah yang tinggi menjadi keluhan utama yang disampaikan oleh orang tua murid. "Saya minta diadakan evaluasi secara menyeluruh. Nah, kami akan memberikan subsidi kepada semua sekolah dalam bentuk BOP, kemudian terbukalah peluang untuk mengutip, saya minta di-assest dulu," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, di Balai Kota, Jakarta, Senin (30/5/2011).
Lantaran SMA di Jakarta tidak masuk dalam 10 besar tingkat nasional dalam hasil Ujian Nasional (UN) tahun ini, evaluasi ini akan dilakukan. Tingkat kelulusan DKI Jakarta sendiri mencapai 99,52 persen yang berarti melebihi tingkat kelulusan nasional, yakni 99,22 persen.
"Ini yang kami minta perlu klarifikasi, tim ini akan bekerja sebulan paling lama untuk memberikan masukan," ujar Foke.
Menurutnya, tiap tahun harus ada lembaga yang melakukan assestment seperti lembaga akreditasi nasional atau lembaga seperti ISO. Keharusan memperbaiki dan mempertahankan standar akan membuat orang bekerja keras.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudhi Mulyanto mengatakan tidak masuknya DKI Jakarta dalam 10 besar tingkat nasional menunjukkan peningkatan upaya mutu dan kualitas pendidikan yang terus berlomba-lomba. Evaluasi RSBI di DKI Jakarta, khususnys untuk jenjang SMA/SMK, direncanakan selesai akhir Mei ini. Sementara untuk tingkat SMP dan SD, evaluasi ditargetkan selesai jika hasil UN sudah diumumkan.
Ia juga menambahkan, perlu ada kreasi dan inovasi dalam peningkatan mutu belajar di sekolah. Selain itu, kompetensi dan mutu guru juga perlu ditingkatkan.
Meski demikian, pemerintah pusat meminta agar RSBI tidak lagi ditambah. Untuk standarisasi RSBI, Kementerian Pendidikan yang akan melakukannya," ujarnya. Adapun sebanyak 30 persen guru RSBI harus berijazah S-2. Selain itu, pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu harus menggunakan dua bahasa. Saat ini, dari 117 SMA di DKI Jakarta, ada 10 sekolah RSBI. Di tingkat SMP, dari 287 sekolah sebanyak 11 di antaranya RSBI, sedangkan dari 2.208 SD, hanya 7 sekolah berstatus RSBI.
sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2011/05/30/1808174/Foke.Minta.RSBI.Dievaluasi.Total
Prof Yohannes Surya: Tak Ada Anak Yang Bodoh
JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Matematika, Prof Yohanes Surya (48), mengakui, walaupun banyak keberhasilan telah didapatnya untuk mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade Matematika dan Fisika, Matematika masih dianggap mata pelajaran membosankan dan menakutkan. Atas dasar itulah, ia terus mencari anak-anak di beberapa daerah terpencil di Indonesia yang buta Matematika.
Hal itu diwujudkannya dengan mendatangi salah satu daerah terpencil di Papua, yaitu Tolikara. Di daerah tersebut Yohanes Surya memilih secara acak 27 anak Papua di beberapa sekolah dasar yang memiliki kemampuan kurang untuk dilatih Matematika. Ketika itu, Yohanes yakin, anak-anak Papua memiliki kemampuan tak kalah dengan anak-anak di kota-kota besar jika diberikan kesempatan sama.
"Selama bertahun-tahun mereka (anak Papua) sama sekali tak bisa menghitung 2+2 dan 3+2. Namun, sekarang tidak lebih dari satu tahun, mereka akan saya siapkan untuk menjadi juara olimpiade Matematika nanti," ujar pendiri Surya Institute ini, kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (13/5/2011).
Tidak hanya sampai di situ, mantan Rektor Universitas Multimedia Nusantara ini kembali mempunyai rencana untuk melaksanakan ambisinya mencerdaskan kemampuan Matematika anak-anak di desa terpencil. Dengan metode Matematika Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan) andalannya, para pertengahan 2011 ini Yohanes kembali berencana untuk membantu 1.000 anak tingkat sekolah dasar di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, agar menguasai Matematika dengan baik.
"Rata-rata mereka anak kelas 5 SD. Kira-kira kita akan membutuhkan waktu tiga tahun untuk melaksanakan rencana ini," terang mantan Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan ini.
Yohanes menuturkan, rencana tersebut akan dijadikan prototipe. Ia mengungkapkan, jika rencana itu berhasil diterapkan, dirinya akan menerapkan hal yang sama ke beberapa daerah terpencil di Indonesia secara berkelanjutan.
"Kalau bisa dilaksanakan serempak, saya yakin Indonesia hanya butuh empat sampai lima tahun untuk menjadikan semua anak melek Matematika. Optimisme ini berdasarkan keyakinan saya, bahwa tidak ada anak yang bodoh. Yang ada adalah anak-anak yang belum mendapat kesempatan yang baik dari metode-metode guru yang benar," tukasnya.
Hal itu diwujudkannya dengan mendatangi salah satu daerah terpencil di Papua, yaitu Tolikara. Di daerah tersebut Yohanes Surya memilih secara acak 27 anak Papua di beberapa sekolah dasar yang memiliki kemampuan kurang untuk dilatih Matematika. Ketika itu, Yohanes yakin, anak-anak Papua memiliki kemampuan tak kalah dengan anak-anak di kota-kota besar jika diberikan kesempatan sama.
"Selama bertahun-tahun mereka (anak Papua) sama sekali tak bisa menghitung 2+2 dan 3+2. Namun, sekarang tidak lebih dari satu tahun, mereka akan saya siapkan untuk menjadi juara olimpiade Matematika nanti," ujar pendiri Surya Institute ini, kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (13/5/2011).
Tidak hanya sampai di situ, mantan Rektor Universitas Multimedia Nusantara ini kembali mempunyai rencana untuk melaksanakan ambisinya mencerdaskan kemampuan Matematika anak-anak di desa terpencil. Dengan metode Matematika Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan) andalannya, para pertengahan 2011 ini Yohanes kembali berencana untuk membantu 1.000 anak tingkat sekolah dasar di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, agar menguasai Matematika dengan baik.
"Rata-rata mereka anak kelas 5 SD. Kira-kira kita akan membutuhkan waktu tiga tahun untuk melaksanakan rencana ini," terang mantan Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan ini.
Yohanes menuturkan, rencana tersebut akan dijadikan prototipe. Ia mengungkapkan, jika rencana itu berhasil diterapkan, dirinya akan menerapkan hal yang sama ke beberapa daerah terpencil di Indonesia secara berkelanjutan.
"Kalau bisa dilaksanakan serempak, saya yakin Indonesia hanya butuh empat sampai lima tahun untuk menjadikan semua anak melek Matematika. Optimisme ini berdasarkan keyakinan saya, bahwa tidak ada anak yang bodoh. Yang ada adalah anak-anak yang belum mendapat kesempatan yang baik dari metode-metode guru yang benar," tukasnya.